Makin ke sini, hidup emang makin rumit buat dijalanin. Semakin banyak hal yang dulu kita cuekin, eh, sekarang jadi kepikiran terus. Begitu juga soal kisah cinta yang gue rasain. Makin ke sini, makin rumit.
Banyak cewek yang gue kenal semenjak kuliah. Banyak dari mereka yang juga punya sifat diluar ekspektasi gue sebelumnya. Dari yang biasa aja, sampai yang cantiknya Subhanallah. Ada semua pokoknya. Tapi mengenal mereka bukan berarti membuat gue bisa bersanding dengan salah satu dari mereka. Sejauh ini gue "masih" jomblo dan cukup menikmati masa-masa seperti ini.
Kali ini ada sebuah cerita yang pengen gue bagi sama kalian. Iya, soal pengalaman gue sendiri. Pengalaman yang bahkan belum pernah gue alamin sebelumnya (waktu masih Sma). Pengalaman yang bener-bener bakalan gue inget seumur hidup gue sebagai sebuah pengalaman penting. Seburuk apapun hasilnya.
* * * * *
Gue waktu itu lagi suka sama seorang cewek. Alasannya sederhana: karena gue cowok. Gue emang tipe orang yang gampang suka sama cewek. Apalagi kalo ceweknya cantik atau manis. Tapi itu hanya sekedar perasaan suka. Berbeda dengan cinta. Gue nggak semudah itu buat cinta sama seseorang. Intinya, gue cuman kagum aja.
Tapi entah kenapa, dalam 3 semester ini gue cukup sial kalo lagi deketin cewek. Kebanyakan dari kandasnya cinta gue, alesannya sama: cowok lebih mapan. Bangke!
"Siapalah aku ini..." kalimat hopeless yang kadang muncul dalam pikiran gue ketika inget beberapa moment di mana perasaan gue harus kandas karena alasan tadi. Gue masih mahasiswa, men. Kerja aja cuman sambilan jadi illustrator dan desain grafis online yang penghasilannya juga nggak pasti. Yang gue punya cuman rasa pede karena gue masih cukup muda untuk ukuran anak kuliahan semester 6 kayak gini. Dan gue berusaha biar itu semua nggak sia-sia.
Sampai suatu ketika, gue pernah sharing sama seorang temen cewek mengenai hal tersebut.
Suatu pagi setelah selesai kuliah, gue pergi buat sarapan di sebuah angkringan deket kampus bareng beberapa adek angkatan gue lainnya. Iya, gue ngulang mata kuliah semester dua waktu itu. Makanya gue bisa ketemu mereka. Saat itu gue cukup kenal deket beberapa adek angkatan gue (cewek) dan gue biasa ngobrol asik sama mereka. Salah satu adek angkatan gue tadi namanya Vita, pacar temen gue sendiri. So, gue asik-asik aja kalo ngobrol sama dia. Sampai suatu ketika, gue kepikiran buat nanya sama dia.
Sampai suatu ketika, gue ngerasa kalo gue beneran cinta sama dia.
Tapi entah kenapa, dalam 3 semester ini gue cukup sial kalo lagi deketin cewek. Kebanyakan dari kandasnya cinta gue, alesannya sama: cowok lebih mapan. Bangke!
"Siapalah aku ini..." kalimat hopeless yang kadang muncul dalam pikiran gue ketika inget beberapa moment di mana perasaan gue harus kandas karena alasan tadi. Gue masih mahasiswa, men. Kerja aja cuman sambilan jadi illustrator dan desain grafis online yang penghasilannya juga nggak pasti. Yang gue punya cuman rasa pede karena gue masih cukup muda untuk ukuran anak kuliahan semester 6 kayak gini. Dan gue berusaha biar itu semua nggak sia-sia.
Sampai suatu ketika, gue pernah sharing sama seorang temen cewek mengenai hal tersebut.
Suatu pagi setelah selesai kuliah, gue pergi buat sarapan di sebuah angkringan deket kampus bareng beberapa adek angkatan gue lainnya. Iya, gue ngulang mata kuliah semester dua waktu itu. Makanya gue bisa ketemu mereka. Saat itu gue cukup kenal deket beberapa adek angkatan gue (cewek) dan gue biasa ngobrol asik sama mereka. Salah satu adek angkatan gue tadi namanya Vita, pacar temen gue sendiri. So, gue asik-asik aja kalo ngobrol sama dia. Sampai suatu ketika, gue kepikiran buat nanya sama dia.
"Kelamaan jomblo, ternyata nggak enak juga, ya?" kata gue sambil makan sebuah nasi kucing di pinggiran jalan depan kampus. Vita cuman membalasnya dengan senyuman licik sembari sibuk dengan online shop-nya.
"Kalo kamu, lebih suka punya pacar yang udah mapan apa belum, Vit?" tanya gue lagi.
"Kalo aku pribadi sih justru nggak tertarik yang model begituan, mas." katanya sambil menaruh gadget dan mulai memperhatikan omongan gue dengan lebih serius.
"Aku bisa aja punya pacar atau tunangan yang udah mapan. Tapi aku nggak mau. Aku cuman nggak pengen aja kesannya nanti aku jadi dinjak-injak sama pasanganku mentang-mentang dia udah lebih mapan daripada aku." kata Vita lagi.
"Maksud kamu gimana?" tanya gue lagi sambil minum es jeruk pesenan gue.
"Aku lebih suka cowok yang biasa aja, tapi mau berusaha bareng sama aku. Kita usaha bareng dari bawah, dan pengennya juga sukses bareng. Pasti lebih asik. Kayak sekarang ini. " jelas Vita sambil tersenyum dan mengangkat kedua alisnya.
Sambil merenung, gue cuman bisa diem sambil mainin sedotan di gelas es jeruk gue tadi. Gue sadar, kisah cinta gue ternyata nggak semulus gradasi warna yang gue bikin lewat photoshop.
Perasaan wanita bisa berubah kapan saja, dan itu bener. Yang dulunya cuek, sekarang suka banget. Yang dulunya suka banget, tiba-tiba sekarang jadi cuek. Semua pasti ada alasannya. Termasuk gara-gara tuh cewek -suka sama orang lain yang masa depannya terlihat lebih mapan saat ini-.
Makin ke sini gue juga mulai sadar kalo sebenernya cuman ada 2 hal yang bakalan bikin kuliah gue kelihatan hina: kuliah nggak lulus-lulus dan kelamaan jomblo. Kedua hal ini bahaya banget kayaknya. Tapi, berhubung sekarang gue masih semester 6 dan kuliah gue cukup lancar, sekarang masalah utamanya cuman soal kelamaan jomblo.
Tapi di sisi lain, gue nggak terlalu mempermasalahkan hal itu. Gue masih jomblo dan fine-fine aja. Meskipun itu bukan berarti gue nggak memperhatikan kondisi perasaan gue sendiri. Ngerasain yang namanya jatuh cinta itu manusiawi. Kadang yang bikin gue ngerasa itu jadi sebuah hal yang nggak manusiawi, ya, kalo cinta gue kandas gara-gara perasaan ceweknya mulai berubah setelah kenal cowok lain yang lebih mapan dari gue tadi. Nyesek juga rasanya. Sialnya, udah 3 kali gue ngalamin hal yang sama kayak gini dalam hidup gue.
"Gue emang cuman mahasiswa biasa, kerja sambilan jadi kuli gambar. Suara gue nggak merdu. Skill olahraga gue juga cuman sebatas "lumayan". Tapi setidaknya gue bangga dengan semua itu. Gue bersyukur punya semua itu." kata gue dalam hati buat menghibur diri saat gue merenung sambil dengerin lagunya Tulus-Jangan Cintai Aku Apa Adanya.
Kadang gue juga berfikir: kenapa nggak banyak cewek yang gue temuin, punya pemikiran yang sama kayak Vita tadi? Berjuang bersama, berusaha, mulai dari nol, dan sukses bareng. Tapi di sisi lain, gue juga tau kalo emang semua cewek itu matre. Cuman, matre-nya yang gimana dulu. Kalian pasti udah paham mana yang wajar dan nggak wajar.
Setiap orang punya pemikirannya masing-masing. Termasuk bagaimana dia menentukan masa depannya kelak. Nggak ada jaminan masa depan kalian pasti cerah. Semua itu proses. Dan menurut gue pribadi, semua tergantung bagaimana kalian menjalaninya dengan senyaman mungkin. Sekeras apapun usahanya, tetep jangan lupa buat membagi dengan kenyamanan dan hal menyenangkan lainnya dalam hidup. Hidup emang nggak melulu soal cinta. Ada kalanya kalian harus mulai memikirkan gimana buat survive dan membahagiakan orang tua kalian dengan cara kalian sendiri.
Seorang cewek yang memilih cowok yang lebih mapan, itu wajar. Buat cowok: hidup modal cinta aja nggak cukup. Buat cewek: matre-lah selama itu wajar, tapi lihat juga usaha cowok yang deketin kalian. Seberapa besar dan tulus usahanya. Percayalah, akan ada masa di mana kalian bertemu hal semacam ini. Pesen gue cuman satu tadi: jalani dengan cara kalian, dan buatlah senyaman mungkin. Jangan terlalu dini bilang "ngomong lebih mudah dari ngejalanin", semua butuh proses. Jangan pernah menyalahkan waktu. Melakukan atau tidak melakukannya sama sekali, kita tetap membutuhkan waktu.
So, jalan apa yang pengen kalian tempuh? Berjuang bersama atau terima jadi? Cuman kalian sendiri yang bisa menjawab. Just do your best. :)
Seorang cewek yang memilih cowok yang lebih mapan, itu wajar. Buat cowok: hidup modal cinta aja nggak cukup. Buat cewek: matre-lah selama itu wajar, tapi lihat juga usaha cowok yang deketin kalian. Seberapa besar dan tulus usahanya. Percayalah, akan ada masa di mana kalian bertemu hal semacam ini. Pesen gue cuman satu tadi: jalani dengan cara kalian, dan buatlah senyaman mungkin. Jangan terlalu dini bilang "ngomong lebih mudah dari ngejalanin", semua butuh proses. Jangan pernah menyalahkan waktu. Melakukan atau tidak melakukannya sama sekali, kita tetap membutuhkan waktu.
Kemudian nge-play lagu: The Rain - Terlatih Patah Hati.
So, jalan apa yang pengen kalian tempuh? Berjuang bersama atau terima jadi? Cuman kalian sendiri yang bisa menjawab. Just do your best. :)
Share juga ya pengalaman dan opini kalian dalam hal semacam ini. Thank you!
57 KOMENTAR
Berjuang bersama, berusaha, mulai dari nol, dan sukses bareng.
Reply:)
Nikmati sebuah proses, kalau maunya instan nanti rasanya puas instan abis itu kenyang terus bosen. persis kayak makan mie instan. Kecuali makannya di Mie telap jogja :p
ReplyTapi proses juga nyari partnernya susah, ada yang mau cuman sebatas mau dan nggak koperatif. jadinya ya mandeg neng tengah dalan teus ditabrak metro mini. hahha..
Ciee jomblo mase~~
Ah kece sekali itu cewe, kayaknya emang tipe tipe merry riana tuh cewe. hehehe
ReplyTapi engga idaman gimana coba kalau dia aja mau berjuang bersama
Mie instan aja ga instan, btw nasi kucing itu brapaan bang? Hahaha.
Replykenapa jadi ikut galau gini,yak?
Replyyang gue rasain dari tulisan diatas sih nasib kita sepertinya sama bro... :))
Replykelamaan jomblo ndak hina kok mas :D
Replywooo aku sih pilih berjuang bersama, soalnya kalo dapet yang lebih mapan tapi akunya belum nanti malah minder akunya :3
Wajar saja cewek kepingin cowok mapan. Biar tiap hari bisa dibeliin baju :p
ReplyKepengen berjuang bersama sih, biar kelak kalo punya anak bisa diceritain masa-masa berjuang embok bapaknya. gitu.
ReplyYap. Gue juga pengen. :))
ReplyItu udah nggak wajar.
ReplyKadang sih ada senengnya. Kadang...
ReplyIntinya sama-sama berjuang. :)
Sini tos dulu. *toss*
ReplyThat's my point too. :)
ReplyDasar anak kos, opo-opo dipadakke panganan instan haha.
ReplyCiyee masnya nggak jomblo mesti~
Kalo aja mau berjuang bareng, ya...
ReplyPadahal udah gue rangkai kalimatnya sebagaimana mestinya biar nggak keliatan galau~
ReplyNasi kucing? menu utama sebuah angkringan. Visit Yogyakarta, broh~
ReplySabar bro..
Replygausah dipaksakan. Nikmati aja prosesnya...
Lagian cinta itu nggak melulu soal wanita kok, cintai aja dulu hidupmu, maksudnya biar elu makin semangat buat bebenah diri. Dengan gitu, bukan elu yang ngejer cinta, tapi cinta itu sendiri yang nyari elu.
Jangan malu jadi jomblo (abadi), malulah ketika elu lebih milih nongkrong di angkriangan ketimbang jumatan. Iya gitu (?)
*abaikan
Mumpung zomblo, mending berjuang dulu aja deh :D
ReplyCizee zomblo...
ReplySetuju. :))
Replycieeee bang shakti bisa galau bang? tapi tumben bang melow bener tulisan. wkwkw.semangat bang!
Replycukk :))
Replymakan jet z ajah galau nggak masalaaaah *eh malah ngiklan* hahahaha
ReplyMenurut gue wajar sih cewek nyari yang lebih mapan. Gak usah dijadiin alesan buat sedih-sedih, tapi dijadiin patokan biar elu cepet jadi mapan. Yoih abis kalimat gue.
Replyrapopo mas, cinta itu emang rumit kok. dan aku sering merasakan kandasnya cinta #opoiki
ReplyItu iklan nggak baik buat panutan :P
ReplyWoles sih nek aku, fer :D
Replyhmm tergantung dari orangnya mungkin yah..
Replyada yang maunya langsung jadi, tapi ada jg yang pengen bareng2an. lebih enak sih yang bareng2an hehe
Klo cinta hanya untuk orang mapan, apakah pemandangan indah hanya untuk orang yang bisa melihat?
ReplyMilih berjuang bersama lah, drpd terima jadi. Eh nantinya bakal dicampakkin sm dia, soalnya numpang hidup gitu. Apa2 dibayarin gaasik ah. Gantian dong bayarinnya.
ReplyBerjuang kan lebih baik, menikmati proses suka-duka. XD
Ini bukan hanya soal cintah~
Replyini bukan cinta tapi sebuah perasan :D
Replywkwkwkw ngplay The Rain - Terlatih Patah Hati., emang harus berjuang bang, justru itu masa yang seru menurut gue :D, bang tulisan lo menarik, gue kasih penghargaan the liebster award nih ke blog lo, info lebih lanjut bisa ke blog gue bang http://tommyalhamra.blogspot.com/2014/06/the-liebster-award.html thanks
Replydewasa banget postingan lo, Bang.
Replyyang sabar aja yaa kalo udah ngalamin 3 penolakan yang sama, dan cewek tersebut lebih milih cowok yang lebih mapan. emang cewek kan yaa gitu lebih milih yang mapan biar masa depannya enak. tapi ada juga cewek yang pemikirannya kayak vita, mereka lebih memilih untuk enjoy dan dikerjain bersama-sama.
cewek mater itu wajar sih, tapi yaa harus melihat kondisi juga.
Haha nggak gitu juga, nop. :))
ReplyYou banget, men.
ReplyIya, sendiri nggak selamanya menyenngkan.
ReplyYap. Tapi nggak semua orang gitu. Ada yang lebih memilih berjuang sendiri juga.
ReplyUopoh mas~
ReplyYah, namanya juga cewek ya? Ambil sisi positifnya aja. :))
ReplyMenurut gue juga gitu kok. :)
ReplyIni kayaknya pengalaman yang sering terjadi di orang lain juga deh.. Dan meskipun kata-katanya disamarin biar gak galau tapi tetep aja masih bisa keliatan galau.
Replykali aja ada cewek seperti Vita itu yang lagi jomblo,,, mungkin cerita ini akan sedikit happy ending ya ka bang
Replynaaah.. cocok tuh sama Vita.. tunggu aja tanggal mainnya
Reply*pasang muka datar*
ReplyMungkin aja hehe
Reply:))
Replyhi ka sakti, dapet liebster award nih. cek http://rizkatresna-pgst.blogspot.com/2014/06/the-liebster-award.html ya (:
ReplyPengenya berjuang bersama sih. Ya, waktu perjuangan itu terkadang lebih seru.
ReplyEh iya, blog kak shakti Liebster Award nih. Selamat ya! http://aidilooo.blogspot.com/2014/06/the-liebster-award.html :)
Berjuang bersama lebih asik, lebih kerasa, pahit asem, manisnya kerasa bareng2 . Duhh ....
ReplyKebanyakan cwek jd mlih yg mapan dluan, krna merekan takut ambil risiko. Selain itu, mereka jg memikirkan kluarga. krna ad kluarga trtntu yg anaknya ga kpngin smpe jatoh. kan gtu deh persepsi org beda2, trgntung konstruk kognitif mreka.
Replykalo aku pribadi sih, jg mlih cwok yg mulai dr nol. mkanya aku keukeuh sma cowok aku skrng, biarpun kluarga ngomong ini itu. :) trgntung prinsip cweknya lg.
udah sama si vita aja... haha
dduh jadi ikutan bingung dan galau gini
Replysabar mas,,semua akan indah pada waktunya,,hhe
Replysiapa tau dapet cewek yang prinsipnya kaya vita :)
Artikel yang sangat berguna, terima kasih admin :))
ReplyKunjungi balik juga ya
http://clayton88.blogspot.com | http://informasiberitatop.blogspot.com | http://bit.ly/1sUU8dl | http://Agensbocasino.com | http://goo.gl/OraDLz | http://informasiberita.info | http://goo.gl/RkuB4G | http://Bandarbola138.com | http://goo.gl/8rM20b | | http://M138.net | http://goo.gl/5dAkJO | http://clayton88.blogspot.co.id | http://www.prediksibolajitu.online
Artikel yang menarik, kunjungi balik blog kami ya :)
Replyhttp://clayton88.blogspot.com | http://kagumiterus.blogspot.com/ |
http://informasiberitatop.blogspot.com | http://www.layardewasa.top | http://pkcinema.com | http://bit.ly/1sAwovI | http://bit.ly/1sUU8dl | http://bit.ly/1ZIdBJv | http://bit.ly/1YjeNnK | http://bit.ly/1WKgJqp | http://bit.ly/1ZIehP9 | http://bit.ly/1sAwovI | http://bit.ly/1UobCKp | http://bit.ly/1S0ZSYr | http://bit.ly/1ZIehP9 | http://bit.ly/1UL7Ia5 |
http://bit.ly/1WKgJqp |
Post a comment
Terimakasih telah berbagi apresiasi dengan menulis komentar dalam postingan kali ini. Semoga bermanfaat. Ingat, you are what you write. So, jangan spaming dengan berkomentar tanpa membaca terlebih dahulu.